Halal bi Halal Siswa Siswi MI Miftahul Huda Curahmalang
Curahmalang, 11 Mei 2022.
Setelah melalui dan melaksanakan puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan 1443 H. Dilanjutkan liburan Idul Fitri, hari ini siswa siswi MI Miftahul Huda Curahmalang mengadakan acara halal bi halal dengan semua Dewan Guru beserta sesama teman.
Hal ini dilakukan tidak lain hanyalah sebagai upaya kita sebagai seorang muslim yang selama sebulan telah memohon ampunan dari Allah SWT. Maka tidak ada salahnya kita juga meminta keikhlasan untuk bermaafaan dengan orang orang dekat kita, terutama orang tua, saudara, tetangga juga yang tidak kalah penting dengan guru guru kita serta teman teman kita.
Halal bi halal bukan sekedar tradisi semata. Lebih dari itu halal bi halal memiliki esensi yang sangat luar biasa, sehingga MI Miftahul Huda Curahmalang sangat memperhatikan kemanfaatan dan keberkahan dari halal bi halal tersebut.
Pakar Tafsir Al-Qur'an, Profesor Muhammad Quraish Shihab memaknai halal bi halal sebagai jembatan penghubung silaturahim yang tidak ada kaitannya dengan persoalan hukum Islam. Karena halal pada tinjauan hukum Islam adalah lawan dari haram yang mengarah kepada timbulnya perbuatan dosa.
Meski begitu kata Halal apabila ditinjau dari segi hukum, menurut Prof Quraish, terbagi ke dalam empat aspek, yaitu, wajib, sunah, makruh, dan mubah. Namun tinjauan hukum ini secara hakikat belum menyentuh tujuan halal bi halal yang bertujuan mengharmoniskan hubungan. Karena dalam bagian halal terdapat satu hukum yang tidak disenangi dan sebaiknya tidak dikerjakan, seperti memutuskan hubungan. Pemilik karya monumental Tafsir Al-Misbah ini pun meminta untuk memahami kata halal lewat beberapa varian makna, antara lain menghangatkan yang dingin, mengurai yang kusut, melepaskan ikatan, mencairkan yang beku, dan membebaskan sesuatu.
Cendekiawan Muslim Indonesia ini kemudian mengatakan apa landasan dari dianjurkannya halal bi halal? Sebab bila diibaratkan sekarang ini, ujarnya, secara nyata dunia sudah menjadi desa kecil sehingga memampukan untuk semua orang berakrab sapa meskipun terpisah jarak bahkan waktu.
"Hal ini sebelumnya tidak terbayangkan oleh kita bisa berbicara bahkan melihat secara jarah jauh," terang penulis buku Menabur Pesan Ilahi: Al-Qur'an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat ini. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya mengistilahkan bahwa seluruh penduduk dunia berada dalam satu bahtera yang sama dengan makna lain adalah kian mengecilnya bumi. Sehingga, Prof Quraish, melanjutkan dengan berpesan menjaga keseimbangan bumi merupakan sebuah kewajiban setiap penduduknya.
Semoga kita dan keturunan kita serta siswa siswi kita senantiasa diberikan mau'nah oleh Allah SWT untuk selalu mengikuti sunnah sunnah dan ajaran Rasulullah SAW, sehingga kelak kita mendapatkan pengakuan sebagai ummat beliau dan mendapatkan syafa'at beliau.
Aamiin yaa Robbal 'alamiin.