Juknis BOS RA dan Madrasah Tahun 2022

A.Latar Belakang
Kementerian Agama melakukan reorientasi program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)  Raudlatul  Athfal  (RA)  dan  Bantuan  Operasional  Sekolah  (BOS)Madrasahyang tidak hanya memfokuskan pada tujuan aksesibilitas, melainkan juga memfokuskan pada peningkatan  mutu  pembelajaran  di  madrasah.  Dalam  konteks  ini,  BOP  RA  dan  BOS Madrasahdiharapkan  dapat  menjadi  salah  satu  instrumen  efektif  untuk  peningkatan mutu pembelajaran siswa. Dalam rangka optimalisasi dan efektivitas penggunaan dana BOP dan BOS, maka disusun Petunjuk Teknis Pengelolaan BOP dan BOS Madrasah ini.
B.Tujuan BOP dan BOS bertujuan untuk:
1.membantu  biaya  operasional  pendidikan  pada  RA  dan  Madrasah  dalam  rangka peningkatan aksesibilitas siswa;
2.membantu  biaya  operasional  pendidikan  pada  RA  dan  Madrasah  dalam  rangka peningkatan  mutu  pembelajaran  dan  pemenuhan Standar  Nasional  Pendidikan (SNP)yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan; 
3.mendukung  biaya  operasional  pendidikan  pada  RA  dan  Madrasah  dalam  rangka peningkatan   efektivitas   pembelajaran   jarak   jauh,   pembelajaran   tatap   muka, dan/atau pelaksanaan blended learningdi masa Adaptasi Kenormalan Baru;
4.mendukung  biaya  operasional  pendidikan  pada  RA  dan  Madrasah  dalam  rangka pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan RA dan Madrasah.
C.Kriteria Penerima Dana
1.Dana BOP
a.Dana BOP diberikan kepada Raudlatul Athfal (RA);
b.Memiliki  izin  operasional  yang  ditetapkan  oleh  Kementerian  Agama  paling sedikit  1  tahun terhitung  sejak tahun  pelajaran  pertama  setelah  diberikan  izin pendirian ,  dikecualikan  bagi  RA  yang  berada  pada  daerahtertinggal  dan/ataudaerah  lain  yang  diusulkan  oleh Kantor  Wilayah  Kementerian  Agama  Provinsi dan disetujui oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam;
c.Dalam  hal  RA  belum  mendapat  izin  operasional,  peserta  didiknya  tidak  boleh dititipkan  kepada  RA  yang  telah  mendapatkan  izin  operasional  dengan  tujuan agar  peserta  didik  tersebut  dapat  diberikan  dana  BOP  melalui  RA  yang  telah mendapat izin operasional tersebut;
d.Telah melakukan pemutakhiran data pada sistem EMIS 4.0 pada tahun pelajaran berjalan; dan
e.Memiliki jumlah peserta didik paling sedikit 15 orang, dikecualikan bagi daerah tertinggal dan/atau daerah khususyang secara geografis dan demografis tidak memungkinkan memenuhi kriteria minimal jumlah peserta didik dimaksud.


2.Dana BOS
a.Dana  BOS  diberikan  kepada  Madrasah  Ibtidaiyah  (MI),  Madrasah  Tsanawiyah (MTs),  Madrasah  Aliyah  (MA)  dan  Madrasah  Aliyah Kejuruan  (MAK)  baik  yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat;
b.Memiliki  izin  operasional  yang  ditetapkan  oleh  Kementerian  Agama  paling sedikit  1  tahun  pada  1  Januari 2022,  dikecualikan  bagi  madrasah  yang  berada pada  daerah  3T dan/atau  di  perbatasan  negara  sebagaimana  ditetapkan  oleh kementerian/lembaga yang berwenang;
c.Madrasah yang belum mendapat izin operasional, peserta didiknya tidak boleh dititipkan  kepada  Madrasah  yang  telah  mendapatkan  izin  operasional  dengan tujuan agar peserta didik tersebut dapat diberikan dana BOS melalui Madrasah yang telah mendapat izin operasional tersebut;
d.Telah  melakukan  pemutakhiran  data  pada  EMIS  4.0  pada  tahun  pelajaran berjalan;
e.memiliki jumlah peserta didik yang terdaftar pada sistem EMIS 4.0paling sedikit, dikecualikan   bagi   daerah   tertinggal   dan/atau   daerah   khusus   yang   secara geografis  dan  demografis  tidak  memungkinkan  memenuhi  kriteria  minimal.
f.Madrasah   dengan   jumlah rombongan   belajar   dan peserta   didik   melebihi ketentuan,  dana BOS diberikan mengacu  pada  jumlah  peserta didik  maksimal yang diperbolehkan regulasi.
D.Alokasi Dana.
Satuan  Biaya  BOP  dan  BOS  per  daerah  mengacu  pada  Peraturan  Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. 
E.Prinsip Pengelolaan.
Pengelolaan dana BOP dan BOS dilakukan berdasarkan prinsip: 
1.fleksibilitas, yaitu penggunaan dana BOP dan BOS dikelola sesuai dengan kebutuhan RA dan Madrasah berdasarkan hasil Evaluasi Diri Madrasah (EDM) yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM);
2.efektivitas,  yaitu  penggunaan  dana  BOP  dan  BOS  diupayakan  dapat  memberikan hasil,  pengaruh,  dan  daya  guna  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan  di  RA  dan Madrasah;
3.efisiensi,  yaitu  penggunaan  dana  BOP  dan  BOS  diupayakan  untuk  meningkatkan kualitas belajar siswa dengan biaya seminimal mungkin dengan hasil yang optimal; 4.akuntabilitas, yaitu penggunaan dana BOP dan BOS dapat dipertanggungjawabkan secara   keseluruhan   berdasarkan   pertimbangan   yang   logis   sesuai   peraturan perundang-undangan; dan
5.transparansi,  yaitu  penggunaan  dana  BOP  dan  BOS  dikelola  secara  terbuka  dan mengakomodir  aspirasi  pemangku  kepentingan  sesuai  dengan  kebutuhan  RA  dan Madrasah.
F.Pengertian Umum.
1.Madrasah  adalah  satuan  Pendidikan  formal  dalam  binaan  Menteri  Agama  yang menyelenggarakan  pendidikan  umum  dan  kejuruan  dengan  kekhasan  agama Islam    yang   mencakup    Raudlatul    Athfal,    Madrasah    Ibtidaiyah,   Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
2.Raudlatul  Athfal  adalah  yang  selanjutnya  disingkat  RA  adalah  salah  satu  bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan 
9anak usia dini.
3.Madrasah  Ibtidaiyah  yang  selanjutnya  disingkat  MI  adalah  salah  satu  bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar.
4.Madrasah Tsanawiyah  yang  selanjutnya  disingkat MTs adalah  salah  satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai kelanjutan dari MI/SD atau sederajat.
5.Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan yang selanjutnya disingkat MA/MAK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang  menyelenggarakan  pendidikan umum  dengan  kekhasan  agama  Islam  pada jenjang pendidikan menengah sebagai kelanjutan dari MTs/SMP atau sederajat.
6.Bantuan   Operasional   Pendidikan   pada   Raudlatul   Athfal,   yang   selanjutnya disingkat  BOP,  adalah program  Pemerintah Pusat  untuk  penyediaan  pendanaan biaya operasi personalia dan nonpersonalia bagi Raudlatul Athfal yang bersumber dari dana alokasi Pemerintah Pusat.
7.Bantuan  Operasional  Sekolah  pada  Madrasah,  yang  selanjutnya  disingkat  BOS, adalah  program  Pemerintah  Pusat  untuk  penyediaan  pendanaan  biaya  operasi personalia  dan  nonpersonalia  bagi  Madrasah  yang  bersumber  dari  dana  alokasi Pemerintah Pusat.
8.Sistem Data EMIS 4.0 adalah suatu sistem pendataan yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang memuatdata pokok satuan pendidikan, peserta didik,  pendidik  dan  tenaga  kependidikan,  sarana  dan  prasarana,  dan  modul lainnya  yang  datanya  bersumber  dari  satuan  pendidikan  RA,  MI,  MTs,  dan MA/MAK yang terus menerus diperbaharui secara online.
9.Standar Nasional  Pendidikan  yang  selanjutnya  disingkat  SNP  adalah  kriteria minimal  tentang  sistem  pendidikan  di  seluruh  wilayah  hukum  Negara  Kesatuan Republik Indonesia.
10.Harga   Eceran   Tertinggi   yang   selanjutnya   disebut   HET   adalah   harga   yang ditetapkan  setinggi-tingginya  sebesar  taksiran  biaya  wajar  untuk  mencetak  dan mendistribusikan buku sampai ketangankonsumen akhir.
11.Rekening  Kas  Umum  Negara  yang  selanjutnya  disingkat  RKUN  adalah  rekening tempat  penyimpanan  uang  negara  yang  ditentukan  oleh  Menteri  Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
12.Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah yang selanjutnya disingkat RKAM adalah rencana pembiayaan dan pendanaan program atau kegiatan untuk 1 (satu) tahun anggaran  baik  yang  bersifat  strategis  ataupun  rutin  yang  diterima  dan  dikelola langsung oleh Madrasah.
13.Komite  Madrasah  adalah  lembaga  mandiri  yang  beranggotakan  orang  tua/wali peserta   didik,   komunitas   Madrasah,   serta   tokoh   masyarakat   yang   peduli pendidikan.
14.Rencana   Pelaksanaan   Pembelajaran   yang   selanjutnya   disingkat   RPP   adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
15.Ujian  Madrasah  selanjutnya  disingkat  UM  adalah  kegiatan  pengukuran  dan penilaian  kompetensi  peserta  didik  yang  dilakukan  satuan  pendidikan  terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan dalam USBN dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan pada SD/MI/SDTK dan Program Paket A/Ula.
16.Ujian  Sekolah  Berstandar  Nasional  yang  selanjutnya  disingkat  USBN  adalah kegiatan  pengukuran  capaian  kompetensi  peserta  didik  yang  dilakukan  Satuan Pendidikan dengan    mengacu    pada    Standar    Kompetensi    Lulusan    untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
17.Pengadaan  Barang/Jasa  di  Madrasah,  yang  selanjutnya  disebut  PBJ  Madrasah adalah  cara  memperoleh  barang/pekerjaan  konstruksi/jasa  lainya  yang  dibiayai oleh BOP atau BOS.
18.Bendahara  BOP  adalah  unsur  pembantu  Kepala  Madrasah  yang  bertanggung jawab atas penyelenggaraan fungsi perbendaharaan BOP pada Raudlatul Athfal.
19.Bendahara  BOS  adalah  unsur  pembantu  Kepala  Madrasah  yang  bertanggung jawab atas penyelenggaraan fungsi perbendaharaan BOS pada MI, MTs, MA, dan MAK.
20.Unit  Kerja  Pengadaan  Barang/Jasa,  yang  selanjutnya  disebut  UKPBJ  adalah  unit kerja  di  Kementerian,  lembaga,  atau  Pemerintah  Daerah  yang  menjadi  pusat keunggulan pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
21.Pelaku  Usaha  adalah  orang  perorangan  atau  badan  usaha,  baik  yang  berbentuk badan  hukum  maupun  bukan  badan  hukum  yang  didirikan  dan  berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri  maupun  bersama-sama  melalui  perjanjian  menyelenggarakan  kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
22.Penyedia  Barang/Jasa  di  Madrasah  yang  selanjutnya  disebut Penyedia  adalah Pelaku  Usaha  yang  menyediakan  barang/pekerjaan  konstruksi/jasa  lainnya  di Madrasah berdasarkan kontrak/perjanjian.
23.Pemerintah   Daerah    adalah    kepala    daerah   sebagai   unsur   penyelenggara Pemerintahan  Daerah  yang  memimpin  pelaksanaan  urusan  pemerintahan  yang menjadi kewenangan daerah otonom.
24.Kementerian adalah Kementerian Agama.25.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.

Untuk JUKNIS BOS 2022 selengkapnya silahkan download >> DISINI
Posting Komentar